Rabu, 17 Agustus 2011


 SURGA RINDU

Sebuah keindahan merona……
Menghias di atas cakrawala
Menyusup membelai sukma
Di atas sajadah
Mataku sembab,mulutku kelu
Hati dan anganku
Telah terbang jauh menikmati
Indahnya NamaMu

Surga rindu telah membentang
Menanti istiqomahnya jiwa
Bersama malaikat yang datang
Berholawat bersama mereka


Sementara di balik singgasanaMu
CahayaMu menggetarkankan ruhku
Membelenggu keangkuhanku

Dalam sudut nuraniku resah
Acapkali dosa menghias wajah
Akankah terlewati dengan pasrah
Ketika jasad di dalam tanah

Sabtu, 06 Agustus 2011

NILAI SEHAT


NILAI SEHAT

Kekasih tak menggiurkan
Permata tak menakjubkan
Jabatan tak membanggakan
Lingkungan tak menggairahkan

‘Pabila penyakit bersarang di badan
Dunia tak lagi menjadi ukuran

Yang manis pahit di lidah
Yang indah buruk di mata
Yang kaya miskin di dada
Yang gagah lemah di rasa

‘Pabila penyakit bersarang di badan
Dunia tak lagi menjadi ukuran

Sebagai ujian
Sakit pasti datang pada tiap insan
Dzikirkanlah nama-Nya
Sabar tawakkallah mohon kesembuhan

Semoga musibah membawa hikmah
Menghapuskan dosa

Bahagia, paling bahagia
Yang sehat walau tak punya
Berharga, paling berharga
Yang sehat dia terkaya

Peribahasa hidup dengan nasi dan garam
Gairah selera penuh kelezatan

Jagalah sehatmu kawan
Syukuri nikmat-Nya Tuhan
Gunakan sehatmu kawan
Buanglah di jalan Tuhan

Betapa tingginya nilai kesehatan
Itulah hartamu yang tak terbandingkan

Kamis, 04 Agustus 2011


BIDADARIKU

Bidadariku……..
Adalah harum kesturi
Mewangi sepanjang musim

Bidadariku……….
Adalah hembusan angin lembut
Yang membelai raga
Menyegarkan jiwa

Duhai bidadariku……..
Cahayamu telah menyapaku
Dengan sejuta harapan
Penuh kerinduan
Yang mendera-dera sukma

Bidadariku……
Beri aku waktu
Lewat bening kilau matamu
Bersama desir senyummu
Mereguk manisnya madu



Rabu, 03 Agustus 2011

PANCARAN SUJUD


PANCARAN SUJUD

Besujudlah selagi masih  hidup
Karena tiada sempat saat mata telah tertutup
Ilmu dan kepandaian takkan mewakili
Kepada asal mula setiap jiwa kembali

Sembahyang akan mengantar diri
Pergi menuju peraduan haqiqi
Saat tubuh dan jiwa tersiksa terkira-kira
Maka sujudmulah penawarnya

Sujudmu yang berkilau cahaya
Mengantarmu ke singgasana rahasia
Dengan tahta bermandikan wangi  bunga surga
Bertemankan bidadari jelita

Buah dari sembahyang wajah bercahaya
Memancar penuh pesona
Hati mulia, jiwa sekuat baja
Merasuk kedalam sukma

KIDUNG SENJA DI TEPI TELAGA 2



Kidung Senja di tepi telaga
Menghanyut lembut menuju nirwana
Melenakan segala sukma

Desir angin mengantar sebuah jiwa
Tenggelam dalam fana
Terbang hilang bersama cahaya

Kidung Sang Jaka Pujangga
Pada sebuah raga yang mempesona
Mendera-dera getarkan asa
Menghalau badai membelah rasa
Memecah geliat merdu suara

Kidung cinta sang jaka pujangga
Tanpa nada tanpa jeda……………
Tanpa tangis tanpa tawa…….
Memuja tanpa cela tanpa dosa
Merintih-rintih pedih……tanpa sedih……

KIDUNG SENJA DI TEPI TELAGA

KIDUNG SENJA DI TEPI TELAGA 1

Kadang
Hanyalah perasaan yang mengganggu
Taqdir-taqdir haru menggapai rindu
Belum jugaHilang berlalu
Semakin pilu, sayat sembilu, senja itu

Kadang
Harus kuhapus   airmata
Datangnya memberi siksa ,menggores luka
Tak terkira-kira menjajah raga
Hadir didamba-damba
Berlama –lama damai hilang bersama

Kadang
Bukanlah sebuah rahasia
Bila rindu menggunggah jiwa
Agar hati berbicara
Tentang cinta yang masih tersisa

Kadang
Akankah senantiasa diam
Berlalu ditelan kelam
Bersama datangnya senja
Ditepian telaga…….